FARVEL
Karisma Dewi
Singaraja, 25 Mei 2020. (08.03 Wita)
Malam
kelabu di kota Siereja, terlihat tiga sosok
sedang berbincang di gang sempit yang terhimpit Gedung-gedung pencakar
langit.
“Ini
cips yang bisa membantu anda menjadi manusia senormal yang anda inginkan, tanpa
tekanan dan tanpa gangguan. Kepemilikan cips ini hanya berlaku 180 hari saja
untuk anda, dan setelahnya kami yakin anda tau apa yang harus anda lakukan.”
Ucap salah satu lelaki berperawakan tinggi besar kepada seorang gadis yang
bersurai panjang.
Gadis
itu hanya berekspresi datar, tanpa minimbulkan mimik wajah tertarik. Diambilnya
sebuah cips yang berukuran mikro, dan dibungkusnya hati-hati dengan kain steril
berwarna coklat.
“Kami
harap, setelah ini anda kembali. Anda tidak bisa berubah sepenuhnya. Ini jati
diri anda. Kami sudah longgarkan sistem keamanaan disana untuk beberapa saat.
Ini sudah waktunya kami kembali. Jaga diri anda”
“Mengerti”
gadis itu lalu pergi meninggalkan dua sosok lelaki yang kembali terselimuti
gelap malam, pasti akan lama untuk menghapus bersih jejak yang ditinggalkannya
tadi, karena beberapa kali gadis itu bersandar di tembok dan mengubah bentuk
pola pijakan.
Setelah
keluar dari gang sempit itu, langkah kakinya ringan bertapak di tanah basah.
Hembusan napasnya terlihat natural, melihat pemandangan kota tanpa tidur ini
membuat hatinya penuh kenyamanan. Tidak lama setelah itu, sudut-sudut bibirnya
terangkat, membentuk senyuman simpul yang lama-kelamaan menjadi merekah. Setidaknya
untuk sementara waktu inilah yang pernah diimpikan, menjadi gadis biasa yang
akan melakukan kegiatan-kegiatan seperti
gadis pada umumnya.
Ia
mempercepat langkah menuju apartemen barunya. Apartemen itu berjarak tidak jauh
dari sekolah, dan memang jujur, ia nyaman dengan keadaan apartemennya. Nuansa
coklat muda dan putih menjadi suatu kombinasi yang tepat dengan beberapa
aksesoris dinding sebagai pelengkap.
Setelah
tiba, ia langsung membuka koper dan mulai menata barang-barangnya sesuai aturan
warna maupun ukuran. Tepat, dengan sangat teliti. Ia hanya membawa satu koper
ukuran besar yang isinya lebih banyak buku dan beberapa pakaian rumahan dan
seragam sekolah. Jangan lupakan beberapa kartu berwarna emas mengkilap yang
terselip di dompetnya. Ayolah, ia sudah mempersiapkan semuanya untuk enam bulan
kedepan. Cips yang tadi pria itu berikan juga telah ia terjemahkan datanya, dan
menaruh dalam bentuk inchi kecil seperti anting-antingnya, di aksesoris tetesan
embun di HP-nya dan di tasnya.
Jam
menunjukan malam larut, Ia bergegas membersihkan diri untuk segera tidur. Tanpa
protokol dan tanpa pengecekan terlebih dahulu. Sangat sederhana dan simple. Ia
juga telah membeli beberapa cat rambut untuk mewarnai surai hitam gelapnya. Dan
warna coklat gelap mungkin cocok untuknya. Tak lupa ia juga memotong pendek rambutnya.
“Sangat
menyeluruh.” Ucap suara di belakangnya, dan tanpa menolehpun ia tau siapa.
“Tidak
bisakah kau lihat bahwa ini waktu bebasku?” tanya gadis itu, sambil tetap
melumuri rambutnya dengan cat warna.
“Tidak,
dan bisakah kau lihat bahwa aku juga diberikan ijin sepertimu?” barulah gadis
itu terkejut saat laki-laki di ambang pintu kamar mandinya mengatakan hal sedemikian
rupa.
“Apa
maksudmu Clen?”
“Aku
akan tinggal bersamamu.” Kembali laki-laki yang bernama Clen itu berbicara.
Tentu
gadis itu mebelalak tidak percaya. “Bagaimana bisa?” ucapnya.
“Terjadi
kekacauan di beberapa sudut Kota Siereja, dan mungkin kau belum tau bahwa
sumber kekacauan itu tepat ada di kamar bawah apartemen ini.”
“Jangan
libatkan aku.”
“Aku
tidak akan.” Ucap Clen sambil mendekati gadis itu. “Hanya saja,” Clen
menghimpit jarak di antara mereka. Gadis itu hanya bersikap biasa, walau ia tau
bahwa dirinya telah half naked, tapi Hey..! itu sudah biasa baginya.
“Aku
sepertinya membutuhkan cat rambutmu untuk menyamar.” Clen mengusap punggung
gadis itu, sambil menghidupkan shower untuk membasahi dirinya.
“And You as my sister”
Comments
Post a Comment