When
Anaphalis javanica Sepertinya, Dewa di sana sedang senang, hingga tak henti menurunkan hujan ke bumi. Membasahi semua ciptaannya, membuat sungai mengalir, matahari beristirahat. Jemuran-jemuran tersimpan apik, bertumpuk-tumpuk pakaian belum tercuci, gang-gang sepi, hanya satu dua mobil, atau pejalan kaki dengan payung peneduh. Sudah satu minggu lebih, hujan tidak berhenti sama sekali. Siang seperti malam, bahkan malam lebih gulita dari sebelumnya. Sepertinya, Dewa asik dengan perayaannya, sampai-sampai menurunkan rahmatnya tak henti-henti. “Huh….” Perempuan berambut panjang sepunggung, memegang payung bening, berjalan menyampiri trotoar. Perkenalkan, namanya Mawar. Gadis kelas akhir SMA yang sedang putus cinta. Baru saja. Iya, mungkin sekitar setengah jam yang lalu. Pacarnya sebelum tiga puluh menit terakhit menjadi mantan, mengajak bertemu di alun-alun kota, memberikan sebutket bunga terakhir sebelum kata-kata menyakitkan itu keluar tanpa kontrol. Kata jenaka yang sensitif sep...